Dimulai dengan kebahagiaan yang kau bawa, yang mampu bebaskanku dari semua lara dan derita. Mengukir janji, pada satu hari ini, menjadi awal untuk melangkah bersama selamanya. Manis dan indah, dengan sedikit sentuhan pahit realita, yang nampak bisa dihadapi berdua.
Waktu berlalu, semua bergerak maju tanpa bisa mengira laju. Terlalu cepat, untuk kita yang baru terikat. Kita lelah, dan mulai tak tentu arah, dan aku sadar kau mulai jengah. Hingga di suatu pagi, kuterima kalimat yang menyesakkan hati, kau tak mampu melanjutkan ini.
Melepaskanku sendiri yang terdiam tanpa mengerti, saat melihatmu melangkah pergi. Kucoba terus tidur, berharap semua terulang kembali dalam mimpi, namun akhirnya lelah sendiri. Menanggung rasa sakit sendiri, tak mampu memendam seluruh memori.
Tak pernah terlintas dalam benak, setelah sekian waktu terlalui, akhirnya kita di titik ini. Berada di simpang jalan, berpisah tanpa bisa bertemu kembali. Melepasmu, nyaris sama seperti membunuh sebagian diriku. Namun aku tahu, semua ini salahku, yang tak pernah mampu membuatmu melihat, bahwa cintaku benar-benar buta kepadamu. Aku yang gagal menunjukkan, dan kini terpaksa merelakanmu walau perlahan. Aku yang kala itu berharap, kau mampu melihat, cinta butaku walau sesaat.
Bakal ta simpen si ini
BalasHapus