Setiap pekerjaan terhalang. Tak meraih hasil meski berusaha sekeras apapun. Tak bisa meraih mimpi. Tahu, sudah lelah untuk berjalan, habis tenaga untuk berjuang. Namun, jalan itu masih panjang, jauh dari tujuan. Sadar telah berbuat yang tak berguna, dan terlihat buruk bagi mata dan telinga manusia.
Entah salah siapa, meski terus dan terus dicari, hingga lewat waktunya, hingga habis hayat ini. Mungkin Tuhan punya skenario yang lain di sana, tempat yang lebih baik bagi kehidupan. Mungkin hanya tumbal, bagi kesuksesan, yang terbalas kala nanti telah menutup mata.
Jika lelah tubuh ini, jika harapan kini terlihat tak mungkin dan terlalu jauh, pergi dan meninggalkannya mungkin keputusan terbaik. Dan, membuat sebuah harapan baru, harapan yang masih mungkin terjangkau, masih bisa diraih. Atau melepas harapan di dunia ini, dan mengharap yang lebih di alam kemudian.
Mungkin kegagalan ini akibat kesalahan jalan, salah ketika memutuskan atau mungkin ketidakberuntungan. Jika sudah tak ingin, serahkan semua pada Yang Maha Segalanya, karena Dia yang paling tahu apa yang kita harap.
Gagal terus menerus memang bodoh. Tapi yang paling bodoh adalah gagal terus menerus dalam satu tujuan, namun memaksakan diri meraihnya. Bukankah lebih baik, bila meraih mimpi lain yang lebih mudah, yang lebih mampu untuk dicapai?
Dan karena kematian adalah keniscayaan, jangan sedih bila kau tinggalkan dunia dalam kegagalan. Karena gagal itu mungkin takdir, maka jangan ada penyesalan. Karena kita telah usaha sebelum terhantam kegagalan. Dan usaha itu memebuat kita bangga, bukan?
Semua telah dilakukan, sakit telah menusuk, tangis telah jatuh, airmata telah mengering, penyesalan telah datang. Namun kegagalan itu... tetap menjejak....
Entah salah siapa, meski terus dan terus dicari, hingga lewat waktunya, hingga habis hayat ini. Mungkin Tuhan punya skenario yang lain di sana, tempat yang lebih baik bagi kehidupan. Mungkin hanya tumbal, bagi kesuksesan, yang terbalas kala nanti telah menutup mata.
Jika lelah tubuh ini, jika harapan kini terlihat tak mungkin dan terlalu jauh, pergi dan meninggalkannya mungkin keputusan terbaik. Dan, membuat sebuah harapan baru, harapan yang masih mungkin terjangkau, masih bisa diraih. Atau melepas harapan di dunia ini, dan mengharap yang lebih di alam kemudian.
Mungkin kegagalan ini akibat kesalahan jalan, salah ketika memutuskan atau mungkin ketidakberuntungan. Jika sudah tak ingin, serahkan semua pada Yang Maha Segalanya, karena Dia yang paling tahu apa yang kita harap.
Gagal terus menerus memang bodoh. Tapi yang paling bodoh adalah gagal terus menerus dalam satu tujuan, namun memaksakan diri meraihnya. Bukankah lebih baik, bila meraih mimpi lain yang lebih mudah, yang lebih mampu untuk dicapai?
Dan karena kematian adalah keniscayaan, jangan sedih bila kau tinggalkan dunia dalam kegagalan. Karena gagal itu mungkin takdir, maka jangan ada penyesalan. Karena kita telah usaha sebelum terhantam kegagalan. Dan usaha itu memebuat kita bangga, bukan?
Semua telah dilakukan, sakit telah menusuk, tangis telah jatuh, airmata telah mengering, penyesalan telah datang. Namun kegagalan itu... tetap menjejak....
Komentar
Posting Komentar