Ketika semua baru terbangun. Saat diri ini baru tersadar atas segalanya. Segala yang salah, yang mungkin kini tak bisa lagi dibenarkan, tak pernah lagi dapat untuk kembali seperti awal. Telah menapak jalan yang salah. Bersama kelam yang membutakan mata, bersama dingin yang menusuk hati, yang membunuh jantung, mengoyak raga hingga habis tak terkira. Rasa perih, sakit dan pedih yang baru tersadar kini, yang baru timbul dan terpatri dalam jiwa kini.
Terdiam di ujung hidup. Tersudut di sempit dunia. Terinjak dan tak pernah bangkit. Tak bisa kembali ke masa silam, untuk mengambil dan membuang sesuatu yang kelam. Kini hanya sesal diri yang tersisa. Hanya meratap apa yang telah lalu, tanpa pernah bisa membenarkan yang telah lalu. Hanya terduduk diam, dengan mata yang yang telah memutih, dan tubuh yang telah lemah.
Tuhan, jika ini mungkin untuk diriku, ambil aku, ajak aku, angkat aku ke sana. Diri ini telah lelah. Kaki telah lumpuh, hati telah tak mampu lagi menahan beban, karena telah terhujam oleh penyesalan masa lalu. Oh Tuhan, lepaskan aku dari rasa sakit ini, dan hidupkan aku dalam ketenangan....
Terdiam di ujung hidup. Tersudut di sempit dunia. Terinjak dan tak pernah bangkit. Tak bisa kembali ke masa silam, untuk mengambil dan membuang sesuatu yang kelam. Kini hanya sesal diri yang tersisa. Hanya meratap apa yang telah lalu, tanpa pernah bisa membenarkan yang telah lalu. Hanya terduduk diam, dengan mata yang yang telah memutih, dan tubuh yang telah lemah.
Tuhan, jika ini mungkin untuk diriku, ambil aku, ajak aku, angkat aku ke sana. Diri ini telah lelah. Kaki telah lumpuh, hati telah tak mampu lagi menahan beban, karena telah terhujam oleh penyesalan masa lalu. Oh Tuhan, lepaskan aku dari rasa sakit ini, dan hidupkan aku dalam ketenangan....
dalem bahasanya.
BalasHapus