Apakah aku telah sebegitu mengecewakanmu? Haruskah aku merasa bersalah atau menuduh pada keadaan? Karena, saat itu, aku telah melihat sebuah akhir, waktu kita baru saja memulai, ketika baru sesaat berjalan. Aku tak paham saat itu, mengapa kau bisa mendekat kemari. Aku, yang bahkan tak pernah yakin dan percaya pada diri sendiri, ternyata mempunyai seseorang yang mau yakin percaya padaku. bahagia? Sangat. Sangat bahagia, sebelum akhir itu hampir terlihat dan kemudian menghilang serta terlupakan. Saat itu, hampir saja semua selesai, namun aku mencoba tetap tinggal. Waktu itu, kau berhasil menyentuh hatiku, jiwaku. Mengubah tujuanku, mengubah semuanya. Berbagi cerita, berbagi mimpi bersama. Kalimat 'cinta itu buta' , berlaku. Hatiku menjadi buta karenamu. Aku mengingat sikapmu, mengingat segala hal tentangmu. Aku tak lagi peduli semuanya, kecuali dirimu. Merasa tak lagi bisa hidup tanpamu.
Saat itu, kita adalah pemimpi. Bermimpi segala hal yang baik. Hingga akhirnya aku terbangun, dan kau telah mengambil dan membuang mimpi itu. Setelah hal itu terjadi, aku masih berharap, bahwa kau akan tetap menyimpan kenangan itu, walau telah melupakanku. menyimpan semua yang telah kita lalui bersama, karena aku masih terus mengenangnya. Mengingat tawa dan tangismu, ekspresimu, marahmu, semuanya yang mampu aku rekam dan simpan. Bersumpah bahwa aku masih mencintaimu, dan tak mampu hidup tanpamu.
Tapi aku keliru. Harapan itu sirna, hilang. kau berlalu, seperti angin yang menyapu wajahku. Menghapus semuanya, termasuk rasa yang dulu begitu besar. Mungkin ini yang pantas aku dapatkan, setelah banyak yang tak mampu aku lakukan, dan mimpi yang tak mampu aku wujudkan. Aku tetap bersamamu, lewat bayangan dan sebuah catatan. Aku merasa begitu, walau kenyataan begitu perih dirasakan.
Selamat tinggal, selamat tinggal kasihku. Selamat tinggal sahabat berbagi ceritaku. Kau pernah di sini, bersamaku melewati hidup, sampai takdir harus memisahkan yang baik dan yang buruk. Semoga kau mendapat yang baik-baik, dan menjadi orang yang mampu melindungimu, hal yang aku tak mampu lakukan. Aku sangat lemah, aku paham itu. Dan aku harus melangkah juga sekarang. Meski itu terasa sangat sakit, dan memperdalam luka yang ada. Mungkin jika aku menunggu kau akan kembali. Namun, lebih baik jika aku bertemu denganmu dalam perjalanan, saat jalan kita sudah kembali sama. Terima kasih untuk semuanya.
Selamat Tinggal.
galau. jeng jeng jeng jeng~
BalasHapusgalau ojo diingu. dibagi2 :|
nek iso dibagi, wes tak burakno ket wingi wingi :|
HapusKok ngene tulisane. Mesakne tenan, Mas. Semoga cepet-cepet menemukan potongan hati yang hilang ya :p
BalasHapusInggih, matur nuwun :)
BalasHapusSelamat tinggal, pasanganku. (Dahulu). Bagus kak, hihi. Ngevisit grgr dishare sm KK di twttr:3
BalasHapusmakasih ya :)
Hapuspostingan ini, icon mouse blog ini... :')
BalasHapuspas banget kan? :)
Hapus